Saturday, March 23, 2013

Prolog






Dear, mendung

“Sejak pagi aku bersiap, menjatuhkan curahku ke bumi. Karena kau memberi pertanda, perhiasan angkasa yang paling muram di dunia.” 

Mendung ini berkisah tentang perjalanan anak manusia yang terus mencari jati dirinya. Dipenuhi oleh lika-liku kehidupan yang seringkali orang abaikan – tepatnya, mereka berjuang untuk abaikan. Setiap perjalanan memiliki cerita yang unik, klasik namun juga ada beberapa bagian yang menggelitik dan mengingatkan kita bahwa cara setiap orang menyelesaikan masalah dan cara mereka menikmati hidupnya pun berbeda-beda.

Jenna, perempuan dengan kepribadian menarik dan energik ternyata menyimpan sejuta misteri kehidupan yang nyaris tak pernah tersentuh oleh siapapun. Dengan sisa-sisa keberanian yang ada, dia mengumpulkan kembali puing-puing kehidupannya yang sengaja dia robohkan hanya untuk menghindari kenyataan. Dengan cara bertahannya yang tak pernah wajar, dia selalu berhasil menyembunyikan kepedihannya dalam balutan ketenangan. Siapa sangka dibalik senyumannya yang menawan, dia mungkin sedang menyembunyikan sebilah pisau yang siap menikammu kapanpun dia mau. Bukankah, duri Mawar selalu bernaung dibalik keindahan kelopaknya?

Keanu, pria optimis dan keras kepala dengan segudang daya pikat dan nyaris memiliki kehidupan yang sempurna karena apa yang dia inginkan selalu berhasil dia dapatkan – atau sudah dia miliki. Ambisinya yang besar menjadikan dia seorang pribadi yang  perfeksionis dan selalu merasa dirinya bisa melakukan segala hal sendirian. Mungkinkah  pertahanannya yang sedemikian kokoh bisa runtuh seketika hanya dengan sebuah senyuman?

Keanu mungkin bukan diciptakan untuk takluk kepada Jenna, namun sayangnya Jenna pun diciptakan bukan untuk menyerah.

Aku terlambat menyadari, bahwa di satu sore yang mendung cinta telah lebih dulu menghampiriku. Tepat dimana kedua pasang mata kita saling berpaut namun hati belum siap untuk terjatuh. Akhir November yang mendung, kurasa kau telah mengutukku. Ke dalam cinta yang masih belum dapat kuterka. Satu kalimat untuk memandang keajaiban kecil dihadapanku. Tepat saat aku menerobos masuk kedalam matamu. "Mendungnya pas, aku suka"

Cinta tidak pernah meminta, ia senantiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan , manakala kebencian membawa kepada kemusnahan percayakanlah semua pada sesuatu yang kita sebut anugrah.

Selamat datang dilangit mendung miliku.


Sincerely, P.